Proses Penanganan Limbah Padat yang kedua adalah dengan cara INSINERASI/PEMBAKARAN
Pembakaran sampah dengan menggunakan
incenerator adalah salah satu cara pengolahan sampah padat.
Didalam
incenerator, sampah dibakar secara terkendali dan berubah menjadi gas (asap)
dan abu. Dalam proses pembuangan sampah, cara ini bukan merupakan proses akhir.
Abu dan gas yang dihasilkan masih memerlukan penanganan lebih lanjut untuk
dibersihkan dari zat-zat pencemar yang terbawa, sehingga cara ini masih
merupakan intermediate treatment (Sidik et al.,1985).
Salah satu kelebihan incenerator menurut
Salvato (1982) adalah dapat mencegah pencemaran udara dengan syarat incenerator
harus beroperasi secara berkesinambungan selama enam atau tujuh hari dalam
seminggu dengan kondisi temperatur yang dikontrol dengan baik dan adanya alat
pengendali polusi udara hingga mencapai tingkat efisiensi, serta mencegah
terjadinya pencemaran udara dan bau.
Kelebihan incenerator sebagai alat
pengolah sampah juga dikemukakan oleh Sidik et al.(1985), yaitu meskipun incenerator masih belum sempurna sebagai
sarana pembuangan sampah, akan tetapi terdapat beberapa keuntungan sebagai
berikut :
1. Terjadi
pengurangan volume sampah yang cukup besar, sekitar 75% hingga 80% dari sampah
awal yang datang tanpa proses pemisahan.
2. Sisa
pembakaran yang berupa abu cukup kering dan bebas dari pembusukan
3. Pada
instalasi yang cukup besar kapasitasnya (lebih besar dari 300 ton/hari) dapat
dilengkapi dengan peralatan pembangkit listrik
Menurut Sidik et al. (1985), sistem incenerator pada
dasarnya terdiri atas dua macam, yaitu :
· Sistem pembakaran
berkesinambungan. Sistem ini menggunakan gerakan mekanisasi dan otomatisasi dalam
kesinambungan pengumpanan sampah ke dalam ruang bakar (tungku) dan pembuangan
sisa pembakaran. Sistem ini umumnya dilengkapi fasilitas pengendali pembersih
sisa pembakaran untuk membersihkan abu dan gas. Sistem ini dapat digunakan
untuk instalasi dengan kapasitas besar (lebih besar dari 100 ton/hari) dan
beroperasi selama 24 jam atau 16 jam per hari.
· Sistem
pembakaran terputus. Sistem ini umumnya sederhana dan mudah dioperasikan.
Digunakan untuk kapasitas kecil (kurang dari 100 ton/hari). Biasanya beroperasi
kurang dari 8 jam per hari. Cara kerjanya terputus-putus dalam arti bila sampah
yang sudah dibakar menjadi abu, maka untuk pembakaran berikutnya abu tersebut
harus dikeluarkan lebih dahulu. Setelah bersih, baru dapat dilakukan pembakaran
sampah selanjutnya. Proses yang terdapat pada incenerator pada dasarnya terdiri
atas enam tahap, yaitu : 1) proses pembakaran; 2) proses pengolahan abu; 3)
proses pendinginan gas; 4) proses pengolahan gas; 5) proses pengolahan air
kotor; dan 6) proses pemanfaatan panas (Sidik,et al., 1985).
Proses tersebut menunjukkan bahwa pengolahan sampah dengan incenerator
dilakukan dengan memperhatikan aspek keamanan terhadap lingkungan.
Sampah memang menjadi masalah di kota –
besar di seluruh dunia. Khususnya di indonesia seperti menumpuknya sampah
dijalan – jalan protokol kota bandung. Belum lagi konflik antara pemerintah
dengan warga masyarakat yang lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA).
Di negara negara maju seperti Denmark,
Swis, Amerika dan Prancis. Mereka telah memaksimalkan proses pengolahan sampah.
Tidak hanya mengatasi bau busuk saja tapi sudah merobah sampah – sampah ini
menjadi energi listrik. Khusus di Denmark 54 % sampah di robah menjadi energi
listrik.
Teknologi pengolahan sampah ini untuk menjadi energi listrik pada prinsinya
sangat sederhana sekali yaitu:
·
Sampah
di bakar sehingga menghasilkan panas (proses konversi thermal)
·
Panas
dari hasil pembakaran dimanfaatkan untuk merubah air menjadi uap dengan bantuan
boiler
·
Uap
bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin
·
Turbin
dihubungkan ke generator dengan bantuan poros
·
Generator
menghasilkan listrik dan listrik dialirkan kerumah – rumah atau ke pabrik.
Rangkuman
Pembakaran sampah dengan menggunakan
incenerator adalah salah satu cara pengolahan sampah padat yang dapat
digunakan.Didalam incenerator, sampah dibakar secara terkendali dan berubah
menjadi gas (asap) dan abu.
Kelebihan incenerator sebagai alat
pengolah sampah juga dikemukakan oleh Sidik et al.(1985), yaitu meskipun incenerator masih belum sempurna sebagai
sarana pembuangan sampah, akan tetapi terdapat beberapa keuntungan sebagai
berikut :
1. Terjadi
pengurangan volume sampah yang cukup besar, sekitar 75% hingga 80% dari sampah
awal yang datang tanpa proses pemisahan.
2. Sisa
pembakaran yang berupa abu cukup kering dan bebas dari pembusukan
3. Pada
instalasi yang cukup besar kapasitasnya (lebih besar dari 300 ton/hari) dapat
dilengkapi dengan peralatan pembangkit listrik
Bg.. ada penjelasan diagram prosesnya ga?